Ini adalah FF
pertama author. Jadi, kalau ada banyak typo disana-sini mohon dimaklumi.. Kalo nggak
ntar gue ketak lho..*author berubah evil* kkkk~
Aku juga bersyukur pada Tuhan YME yang
pasti... Karena sudah memberikan kelancaran dalam menyelesaikan karya yang
masih di bilang “amatir” wkwkwk
I need your
comment...
PLEASE COMMENT BAGI YANG UDAH BACA..
Title : Nado Saranghaeyo Oppa (나도 사랑 해요 오빠)
cast :
-Cho Kyuhyun
-Han Min Ra
Genre: Romance, Sad ending
Disclaimer : Kyuhyun oppa is mine, no one can be his yeoja.. *di keroyok SparKYU*
Okay!
Check this out!!!!
And.. Happy Readiiing.... ^^
Chapter 1:
I feel....
Cho Kyuhyun POV
“Yak,
Min Ra-ya!! Ayo cepat bangun! Kau tak mau terlambat kuliah, eoh?!”, kataku
berusaha membangunkannya.
“Oppa...
Satu meniiiit saja.. Biarkan aku tidur.. Jebaaall”, rayunya.
“Iiiisssshhh,
arraseo.. Aku hitung mundur mulai dari 60... dan 1. Yak, Kajja ireonayo!”
“Oppa,
kau curang! Mana ada menghitung mundur dari 60 langsung 1!”, katanya kesal
sambil menutupi wajahnya dengan selimut.
“Aiiiiissshhh...
Kajja! Atau aku tak akan pernah lagi mengantarmu!”, kataku sambil menarik
selimutnya.
“Issshhh...Oppa!
Nde, arraseo. Aku bangun sekarang.”, dengusnya.
“Kajja
cepat mandi! Aku akan menunggumu di bawah. Sarapan sudah ada di meja.”, kataku.
“Nde,
oppaaaaaaa...” jawabnya asal-asalan.
Akupun
turun ke bawah dan memanasi mesin mobilku...
15 minutes later..
“Kajja
kita berangkat oppa..”, katanya sambil memakai sepatunya dengan terburu-buru.
“Kau
ini yeoja.. tapi malasnya bukan main.” Kataku sambil menjentikkan jariku ke
dahinya.
“Aigoo!
Appo..”, katanya.
“Iiiiissshh..
Kajja!”, lanjutku. Lalu kami masuk ke mobil dan berangkat ke kampus..
At
Kyunghee University..
“Gomawo
oppa!”, katanya sambil tergesa-gesa keluar dari mobil dan pergi ke kelasnya
tanpa menoleh sedikit pun.
“Iiiiiisshhh,
rasa terima kasih apa itu? Dia tak menoleh kepadaku walau hanya sesaat saja.”,
batinku. Ah, dasar yeoja babo. Apa dia masih belum mengerti apa yang aku
rasakan selama ini padanya? Lewat perbuatan-perbuatanku, sikap-sikapku padanya
selama ini..
Tidakkah ia menyadarinya??
Kau tidak peka Han Min Ra.. Andai
kau tak terlalu sibuk dengan duniamu sendiri..
Ya, selama ini..
Kami sudah bersama sejak kami
kecil. Appa adalah mitra bisnis Han ahjussi, sehingga kami selalu sering
bertemu. Bahkan hampir setiap hari. Jika bukan ia yang datang, maka aku yang
akan datang ke sana.
Kami selalu satu sekolah..
Dari Taman Kanak-kanak hingga
saat ini kami berkuliah di tempat yang sama.
Kami bagai dua orang yang tak
terpisahkan satu sama lain.
Sampai aku berpikir, bahwa kami
berdua ini seperti di jodohkan. Salah satu buktinya adalah sewaktu kami SMA,
kami di belikan sebuah rumah yang akan ditinggali kami berdua hingga entah
kapan..
Ya, rumah yang lebih mirip
seperti Apartemen bintang 5 yang sekarang kami tinggali ini.
Tapi tak bisa dipungkiri lagi..
Selama kami tinggal bersama.. Ah,
tidak.. Jauh sebelum itu.. Saat kami belum mengenal satu sama lain.. Pada umur
3 tahun, Aku sudah menyukainya.. Ya, menyukainya dan sepertinya rasa itu
semakin terasa ketika aku berada di dekatnya..
Aku mengambil kesimpulan bahwa
sepertinya..
AKU
BENAR-BENAR MENCINTAINYA
Entah itu benar atau salah, tapi itulah
perasaanku yang sesungguhnya padanya..
“Babo Cho Kyuhyun..
Kenapa kau bisa menyukai orang yang tak
pernah melihatmu, apalagi mencintaimu?
Ahh..
Lupakan saja..
Jika kau melamarnya, belum tentu
ia menerimamu. Itu hanya akan membuat sebuah luka baru di hatimu..
Pendamlah
saja rasa ini CHO KYUHYUN..”, batinku.
Chapter 2: Why so I like you?
MinKyu’s house
Gangnam
– Seoul, South Korea
Cho Kyuhyun POV
Hari
ini aku mulai menyiapkan barang-barang apa saja yang harus ku bawa untuk
persiapan kerja magang di Jeju island nanti..
Huft..
Berat
memang rasanya harus meninggalkan semua yang ada di sini.. Terutama Min Ra..
“Min Ra,
mengapa kau selalu tak peka padaku yang selalu mencintaimu..? Mengapa kau
selalu bersikap acuh padaku? Apa aku punya salah padamu? Ataukah kau sudah
memiliki namja lain yang kau sukai di luar sana?” ingin rasanya semua
pertanyaan itu aku tujukkan padamu.. tapi.. apakah kau akan menjawab semua
pertanyaan itu dengan jujur?
MOLLAYO........
Aku sudah merencanakan semua hal
ini kemarin..
Sebelum aku pergi besok, aku akan
meluapkan semua perasaan terpendamku selama ini padanya..
Entah dia akan menolak, atau
menerimaku, itu urusan nanti..
Aku telah memberanikan diri untuk meluapkan
semua itu padanya. Ya, keputusan APAPUN YANG IA PILIH.. ITULAH YANG MENURUTNYA
TERBAIK BAGI KITA BERDUA..
Chapter 3:
The accident...
Way to Incheon airport
Incheon, South Korea
Han Min Ra POV
Hari
ini, aku harus melepas sesaat.. orang yang kucintai selama ini.. Orang yang
selalu memerhatikanku kapanpun itu.. Orang yang selalu ada di dekatku.. Orang
yang selalu membuatku meleleh hanya karena senyum hangatnya..
Betapa
beruntungnya yeoja yang akan bersanding hidup dengannya.. Ia pastilah yeoja
yang bisa membuatnya bahagia.. Yeoja yang akan selalu membuatnya tersenyum dan
melupakan kesibukan kerjanya nanti sehingga tak terasa lelah dan sepi.. Ya,
pastilah hanya seorang yeoja yang SEMPURNA yang bisa bersanding hidup
dengannya...
“Sudah
sampai nona”, kata sang sopir taksi.
“Ah,
nde.. Gomawo ahjussi..”, jawabku sambil memberikan uang ongkos taksi kemudian
keluar dan masuk ke dalam bandara. Kulihat Cho Kyuhyun oppa sudah siap untuk
pergi dengan berbagai barang bawaan miliknya. Ia melambaikan tangannya padaku,
kemudian akupun melangkah mendekat.
“Kukira
kau tak akan datang Min Ra-ssi”, katanya.
“Iiiiisssshh...
Oppa ini! Aku tentu harus datang untuk mengucapkan selamat tinggal padamu
oppa..Aku..”
“Min
Ra-ya.. Ada yang ingin kukatakan padamu”, putusnya. Aku hanya bisa diam
mendengarkan kata-kata yang akan ia katakan.
“Min
Ra-ya, tahukah kau apa yang kurasakan selama ini? Tahukah kau betapa sakitnya
hati ini ketika kau selalu bersikap acuh padaku?”
DEG..
“Benarkah
oppa menyukaiku? Atau ini hanya bualannya semata?” batinku.
“Mengapa
kau tak pernah memedulikanku Min Ra-ya? Seolah aku ini hanya bayangan saja
dalam hidupmu..” lanjutnya.
“Itu tidak benar oppa.. Sebaliknya, aku
selalu
Memerhatikanmu oppa.. karena aku
benar benar menyukaimu”, batinku.
“Apakah
kau tak merasakan betapa tulusnya perasaanku padamu selama ini? Mengapa kau tak
peka terhadap perasaanku Min Ra-ya? WAE?! Apa kau sudah memiliki namja lain
yang kau cintai?”
“Itu sama
sekali tidak rasional oppa.. Aku hanya mencintaimu dirimu seorang” batinku.
“Apakah
aku kurang sempurna untukmu? Tolong, beritahukan semuanya kepadaku.. ”
“Kau
sempurna oppa... Sangat SEMPURNA. Kau adalah satu-satunya namja yang kucintai
di dunia ini.”, batinku lagi.
“Jika aku
sempurna bagimu... Jawqblah pertanyaan
terakhirku. Yeoja chingu-ga doeejullae?”
DEG..
Apa yang
harus kukatakan padanya? Perasaanku sangat kacau saat ini... Rasa bahagia
karena ternyata ia juga mencintaiku dan rasa sedih karena aku sadar kalau aku
harus melepaskannya.
“Jeongmal
mianhae oppa..”, kataku dalam hati.
“Mianhaeyo
oppa.. Tapi, aku tak memiliki suatu perasaan khusus padamu. Jeongmal
mianhae..”, kataku berhati-hati. Kulihat wajahnya mulai berubah murung dan
lesu. Aku tak mau dan tak rela melihatnya begini.. Tetapi, aku takut aku tak
bisa membahagiakan dirinya. Itulah hal yang selalu mengganjal di pikiranku. Di
sisi lain, aku juga sangat ingin bersamanya.. Tuhan, semoga inilah jalan yang
terbaik bagi kami.
“Pesawat
tujuan Jeju island akan segera berangkat. Harap para penumpang untuk cepat
masuk ke pesawat.”
“Mianhae
oppa..”, kataku lirih.
“Mianhae
Min Ra-ya. Aku yang terlalu memaksakan perasaanku padamu. Aku harus pergi
sekarang. Jaga dirimu baik-baik Min Ra.. Annyeong..”
Aku hanya
bisa melihatnya dengan perasaan parau. Aku tahu, pasti perasaannya tersakiti
olehku. Dan yang paling membuatku shock adalah.. betapa pengertiannya dirinya
ketika aku menolaknya tadi. Bayangan dirinya semakin menjauh.. menjauh.. dan
menjauh hingga ia tak terlihat lagi. Ia sempat melambaikan tangannya padaku
sebelum ia masuk ke pesawat dan hanya kubalas dengan senyum kecil penuh
kepahitan. Aku sadar aku tak akan pernah bertemu dengannya.. Aku sadar semua
itu..
MIANHAEYO
OPPA..
Sesaat
setelah pesawat yang ia naiki lepas landas, penyakit jantungku kambuh lagi..
Detak jantungku mulai melambat.. melambat.. dan melambat.. Aku hanya bisa
meraih ponselku dan mengetikkan sebuah pesan yang kutujukkan padanya.. Aku
tahu.. Sudah waktunya aku meninggalkan dunia ini... Hanya tinggal beberapa kata
lagi pesanku selesai.. tubuhku mulai tidak kuat lagi.. Semuanya menjadi
berputar-putar.. Bisa kurasakan denyut nadi ku yang semakin melambat membuat
tubuhku lemas seketika.. Aku terhuyung ke belakang dan hanya bisa tergeletak
pasrah.. Kulihat sekilas banyak orang mengerumuniku dan berkata sesuatu.. Tapi
semua itu percuma saja.. Aku tak bisa mengerti dan mendengar semuanya itu.. Hingga
semua menjadi gelap... Hanya satu kata yang bisa selalu kuingat dan kuucapkan..
NADO SARANGHAEYO OPPA..
Kini
tubuhku terkulai tak berdaya. Tubuhku kini tak bernyawa lagi.. Hanya tinggal
raga yang akan membusuk termakan zaman..
Seseorang,
berbaju putih dengan sinar dibelakangnya muncul dihadapanku, lalu berkata,
“Sudah
waktunya bagimu untuk meninggalkan dunia ini. Kau sudah melakukan tugasmu
dengan baik. Hiduplah kekal di surga!”, kata malaikat itu. Kalimat yang hanya
bisa kuucapkan untuknya..
SELAMAT TINGGAL
OPPA..
Chapter 4(end):
You will always on my mind..
5 Months Later
Incheon Airport
Incheon, South Korea.
Cho Kyuhyun POV
Kini,
aku telah kembali ke daerah asalku.. Walau sewaktu pergi 5 bulan yang lalu
menjadi suatu peristiwa yang sangat tidak menyenangkan.. Tapi kini aku telah
berhasil menata semua perasaanku kembali.. Aku merasa rindu akan semua hal yang
ada di sini.
“Terutama
padamu Min Ra-ya.. Seperti apa dirimu sekarang? Aku sangat penasaran..”, kataku
dalam hati.
“Taksi!”,
panggilku.
“Tolong
antarkan aku ke Myungdong street-Gangnam”, kataku pada sang sopir.
Diperjalanan
aku menafsir-nafsir.. Bagaimana keadaannya sekarang. Seperti apa dirinya
sekarang.. Apakah ia telah berubah atau tetap masih sama seperti terakhir kami
bertemu.. Rasanya aku sangat rindu padanya..
5 minutes later
“Sudah
sampai, tuan.”
“Nde,
gamsahamnida.”, kemudian aku keluar dari taksi.. menurunkan semua
barang-barangku dan bergegas ke rumah tempat kami dulu biasa tinggal. Aku masuk
ke halaman rumah itu. Kucoba untuk membuka pintunya tapi terkunci. Aku baru
ingat, sewaktu aku pergi dulu, aku menaruh kunci itu di dalam sebuah pot
tanaman Mawar di samping pintu rumah. Kucoba untuk menemukannya dan kunci
itupun kutemukan. Kubuka pintu itu..
KREEEEKKK..
Suara
pintu rumah terbuka. Betapa terkejutnya ketika diriku ketika menyadari bahwa
rumah itu telah lama tak terurus. Terlihat dari debu-debu tebal dan beberapa
sarang laba-laba disana-sini.
Bounce to you bounce to you nae gaseumi
neo.. hyanghae jabhil sudo eobseul mankeum dwaego itneun geol...
KLIK!
“Yeoboseyo”
“Yeoboseyo,
Kyuhyun-ssi. Apa kau sudah sampai di sini?”
“Nde,
aku sudah sampai. Waeyo ahjumma?”
“Bisakah
kau ketempat ahjumma sekarang?”
“Nde..
Aku kesana sekarang.”
“Sebenarnya,
ada apa ini? Apa ada sesuatu yang penting terjadi saat aku pergi? Lalu, kenapa
rumah ini menjadi kosong? Kusimpan semua pertanyaan itu untuk kutanyakan pada
Han ahjumma nanti, sekarang aku harus segera kesana.” Batinku.
Kuletakkan
semua barangku di rumah ini, kemudian menguncinya. Lalu pergi ke rumah Han
Ahjumma yang letaknya tak jauh dari rumahku tadi..
TING TONG!
“Silahkan
masuk tuan. Nyonya sudah menunggumu.”, kata salah satu pelayan di rumah itu.
“Nde.”,
kemudian ia mengantarku ke ruang tengah. Dimana kami semua sering berkumpul
dulu.
“Annyeong
ahjumma. Annyeong ahjussi”, sapaku sopan.
“Duduklah,
Hyunie” kata Han ahjumma.
“Nde.
Sebenarnya ada apa anda memintaku datang ke sini?”
“Jadi
begini. Ini menyangkut Han Min Ra, anakku”, kata ahjussi membuka obrolan.
Begitu
nama itu disebut, Han ahjumma tampak ingin menangis. Tampak matanya sembap
seperti orang menangis berhari-hari.
“Kau
masih ingat Min Ra, kan?”, kata ahjumma dengan suara bergetar. Matanya mulai
memerah tanda ingin menangis.
“Nde.
Aku masih mengingatnya. Sebenarnya apa yang terjadi padanya ahjumma? Dan kenapa
rumah kami tampak tak terurus?”, tanyaku.
“Itu
semua karena..”, ,kata ahjussi Han terhenti.
“Karena
apa?”, tanyaku lagi.
“Itu
karena.. Min Ra sudah meninggal..”
DEG..
“Me..meninggal??”,
tanyaku shock.
“Nde,
dia meninggal setelah kau berangkat ke pulau Jeju”, lanjut ahjumma. Aku masih
shock dengan kata-kata yang barusan keluar dari mulut Ahjussi han. Benarkah ia
sudah meninggal? I..i..itu tidak mungkin..
“Tapi, Ia
baik-baik saja saat aku bertemu dengannya terakhir kali, ahjumma, ahjussi.”
“Kami
juga baru tahu penyebab meninggalnya setelah dokter melakukan otopsi. Ternyata
selama ini ia memiliki penyakit Kanker Jantung. Ia menyembunyikan fakta itu
dari kami. Sehingga kami sangat shock. Bagaimana bisa ia menyembunyikan sebuah
rahasia besar ini dari kami.” Terang ahjumma Han sambil terisak. Tak terasa,
air mata juga mulai mengalir di pipiku. Rasa kehilangan yang amat dalam kini
melanda diriku. Bagaimana bisa ia hanya memendam rahasia besar itu seorang
diri? Itu adalah rahasia yang dapat membahayakan hidupnya sendiri.
“Min
Ra-ya.. Wae? WAEYO?! Mengapa harus kamu yang menanggung semua ini? Mengapa kau
meninggalkanku sendiri di sini? Bukankah kau berjanji untuk tidak
meninggalkanku? Mengapa kau melanggar janji yang kau buat sendiri? Mengapa kau
tidak cerita padaku tentang ini semua?? Min Ra-ya..Kajimmmaaaaa..”, teriakku
kesal dengan air mata yang makin deras mengalir di pipiku.
“Sabarlah,
Hyunnie.. Kami juga begitu merasa kehilangan.. Ini ada beberapa barang miliknya
yang kami temukan ditujukan untuk dirimu.”.
Ahjussi
Han memberikan sekotak penuh dengan barang milik Min Ra.
“Cobalah
kau baca sepucuk surat ini..”, kata Ahjumma.
Kubuka
amplop yang berwarna merah muda itu lalu membacanya.
To: Cho Kyuhyun
Oppa
Annyeong oppa!
Bagaimana kabarmu? Aku harap kau sangat baik sekarang. Mungkin kau akan membaca
surat ini saat aku telah tiada. Aku tahu ini begitu berat bagimu, bagiku, dan
bagi yang lain. Akan tetapi, kumohon.. Jangan salahkan dirimu sendiri. Ini
semua karena diriku, bukan karena dirimu...
Apakah kau tahu
oppa? Aku benar-benar mencintaimu. Jujur saja.. Aku berbohong soal perasaanku
waktu itu. Karena aku menyadari, bahwa waktuku di dunia ini sudah habis. Aku
tak akan pernah bersama denganmu lagi.Aku menolakmu.. Sengaja menolakmu..
Karena aku tak ingin hatimu tersakiti karena kehilanganku. Kau mengatakan..
“yeoja chingu-ga
doeejullae?”
Jawabanku adalah..
“Nde, aku mau
menjadi yeoja chingumu. Tapi aku tahu ungkapan ini sudah tak berlaku lagi bagi
kita. Kita sudah tak mungkin bersatu. Kita hidup di DUNIA yang berbeda...
Oppa, masih
ingatkah boneka beruang yang oppa berikan padaku waktu itu? Itu adalah boneka
kesayangan milikku.. Tapi, Hadiah terindah dalam hidupku adalah bisa mengenalmu
oppa..
Hanya mengenal dan
menatap dirimu saja sudah cukup bagiku. Oh, iya.. Di dalam boneka beruang itu,
aku sudah memberikan chip berisi rekaman suara lagu yang waktu itu kita
nyanyikan bersama.. Aku sangat menyukai lagu itu..
Oppa, jaga dirimu
baik-baik...
Jika kamu baik-aku
pun juga..
Jika kamu
senang-aku pun ikut senang..
Tenanglah oppa..
Aku akan selalu
berada di dekatmu..
Aku akan tinggal di
dalam hatimu..
Hingga kau
menemukan penggantiku..
Oh! Betapa
beruntungnya yeoja yang mendapatkan Oppa! Oppa adalah orang yang paling
SEMPURNA di dalam hidupku. ;) *modus* kkkk~
Oppa, sekian surat
terakhirku ini untukmu..
Aku janji akan
hidup dengan baik di sini..
Kau juga harus
berjanji akan hiduop dengan baik di sana..
Hanya satu kalimat
yang ingin kukatakan..
Gomawo oppaaa...
Nado Saranghaeyo... :)
Han Min Ra
Aku hanya
bisa menangis dan terus menangis.. Hanya kenangan kenangan kami berdua yang
tersisa dalam memoriku. Hanya kesedihan yang mendalam yang tersimpan di hatiku.
Min Ra-ya..
Nan neomu
bogoshipeoyo...........
JEONGMAL SARANGHAEYO MIN RA-YA..
-The End-
Gimana pendapat kalian???
GAJE, kah?
BAGUS, kah?
Atau, MENARIK, kah?
Kalo tanggepannya bagus, mungkin
bakal aku buat sequelnya..
Wkwkwk
Mungkin FF ini terlalu pendak,
jadi alurnya gak terlalu jelas..
But, I will try to repair this
Fanfiction.. :)
Jangan lupa commentnya ya...!!
Gomawo buat yang udah baca..
Saranghae,
Han Min
Ra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar